Tahun 2014, geliat pertumbuhan
ekonomi syariah di Indonesia sudah genap berusia 23 tahun. Jika
diibaratkan seorang manusia, tentunya angka ini bukan usia yang remaja
lagi, melainkan masa-masa menuju kedewasaan dan kematangan. Banyak kisah
menarik dibalik perjuangan membumikan ekonomi syariah selama 20 tahun
terakhir di Indonesia. Semua kisah manis itu sempurna dikenang dalam
acara peluncuran buku ‘Dua Dekade Ekonomi Syariah : Menuju Kiblat
Ekonomi Islam’ yang digelar oleh rekan-rekan dari Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah (PKES) pada Jum’at (04/04) yang bertempat di Graha CIMB
Niaga, Jakarta Selatan.
Para hadirin seakan diingatkan kembali tentang berlikunya jalan
menanjak yang dilalui para insan pegiat ekonomi syariah di tanah air.
Semua kisah pahit manis seakan berputar kembali di benak para pegiat
ekonomi syariah generasi terdahulu ketika sejarah ekonomi Islam di
Indonesia dikemas dengan apik dalam lakon Purnakawan.
Pemutaran slide show catatan perjalanan ekonomi syariah di tanah air serta penuturan kisah filosofis tentang budaya bangsa Indonesia yang senafas dengan nilai-nilai syar’I dalam ekonomi sukses membuat para tamu undangan yang hadir ‘merinding’.
Cikal bakal ekonomi syariah di Indonesia yang kini sedang tumbuh
menggurita memang tidak mudah. Umat Islam boleh saja mayoritas di negeri
ini, tetapi sebelum masa 1990-an, masyarakat muslim lebih sering
terpinggirkan. Maka ketika para cendekiawan muslim ini menyatukan niat
bersama mendirikan bank syariah, tantangan utaman yang harus mereka
hadapi adalah bagaimana menaklukkan hati para pelaku ekonomi dan pemberi
kebijakan yang terlanjur nyaman dengan riba.
Sejarah dan perjuangan membumikan nilai-nilai Islam dalam
perekonomian secara gamblang dan detail disampaikan melalui buku ini.
Pahitnya penolakan, asinnya peluh perjuangan, sampai manisnya kisah
kelahiran ekonomi syariah terangkum sempurna dalam buku bercover warna
biru elegan ini.
Namun betapapun syahdunya perjuangan menegakkan ekonomi Islam di Ibu
pertiwi selama dua dekade terakhir ini, para pegiat ekonomi syariah
diharapkan untuk tidak terlena dalam romantisme perjuangan melainkan
harus terus memikirkan bagaimana untuk mengembangkan ekonomi syariah
yang benar-benar menjadi solusi atas masalah ekonomi ummat. Hal ini
secara jelas disampaikan oleh Muliaman D. Hadad dalam kata sambutannya
malam itu.
“Jangan terlalu romantis juga, tantangan ke depan itu besar sekali,
bagaimana kita bisa membawa ekonomi syariah ini bisa bermanfaat bagi
masyarakat luas. Sebetulnya yang perlu dipikirkan adalah apa yang perlu
kita kerjakan untuk 20 tahun ke depan. 2 dekade sudah berlalu. Skrg
judulnya adalah 20 tahun ke depan apa yang harus dilakukan,” Ungkapnya
ramah.
Hal ini diamini oleh Halim Alamsyah, Ketua Umum Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah (PKES). Menurutnya, buku ini hadir untuk menginspirasi
lahirnya Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia.
“Buku ini ditujukan untuk mendukung Indonesia menjadi kiblat bagi ekonomi syariah di masa2 mendatang.” Ujarnya tegas.
sumber : http://www.ekonomisyariah.org/newsview/command/1/899/2-Dekade-Ekonomi-Syariah-Indonesia-:-Antara-Romantisme-dan-Kelanjutan-Perjuangan
0 Komentar