Advertisement

Main Ad

Dinasti Penguasa Kerajaan Riba


A. Penguasa Kekuatan Riba

Pertama, Menjalankan Kekuasaan Riba

1. Penguasa Kekuatan Riba Menjalankan Jual Beli Uang

Terdapat laporan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 30 M. ‘Isa ‘alaihis-salam di tahun terakhir dari masa hidupnya menggunakan kekuatan fisik untuk mengusir para pedagang uang keluar dari tempat ibadah. Inilah satu-satunya peristiwa selama pelayanan rohaninya dimana ia menggunakan kekuatan fisik untuk melawan.

Ketika bangsa Yahudi pengikut ‘Isa ‘alaihis-salam datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya dapat melakukan itu dengan satu koin khusus, setengah shekel, yakni sebuah koin yang beratnya setengan ounce dari perak murni, besarnya sekitar ukuran koin seperempat dolar. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karena itu bagi pengikut ‘Isa ‘alaihis-salam adalah satu-satunya jenis koin yang bisa diterima oleh Allah.

Sayangnya koin jenis ini tidak tersedia secara memadai, pedagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya terhadap apa yang dapat diterima pasar.
1 ounce = 31,103 gram

Mereka menggunakan monopoli yang mereka miliki atas koin-koin ini untuk meraup keuntungan melebihi batas kewajaran, memaksa pengikut ‘Isa ‘alaihis-salam untuk membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang.

‘Isa ‘alaihis-salam menghalau pedagang uang itu keluar karena monopoli mereka atas koin-koin ini secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematiannya beberapa hari kemudian.


2. Penguasa Kekuatan Riba Menjalankan Kekuasaannya

Inilah yang diceritakan bahwa orang-orang Yahudi dengan segala tipu dayanya ingin membunuh Nabi Isa, diantaranya dengan fitnahan keji  “Ingin menjadi Raja Yahudi” yang disampaikannya pada penguasa Romawi. Tetapi Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menyelamatkan Nabi Isa ‘alaihis-salaam dan sebagai gantinya Yudas Iskariot tersalib di Golgota. (A.D. El Marzdedeq, dim. av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2007, cet. ke-3, hal. 77).

Kemudian orang-orang Yahudi menindaklanjuti rencana jahatnya dengan menjadikan Saul (Paulus) mengajarkan ajaran tandingan. Saul mendirikan ajaran baru yang mempertuhankan Isa ‘alaihis-salam dan Ruhul Qudus, kemudian menjadikan Mariyam sebagai ibu Tuhan. Saul berhasil mengadopsi adat istiadat Romawi dan filsafat Yunani ke dalam Nasrani. Demikian pula ajaran kepercayaan kepada unsur ketuhanan yang diyakininya ada pada api, matahari, cahaya serta dewa-dewa seperti dalam agama Figria, Hindu, Budha. Saulpun telah menghapus khitan dan menghalalkan babi. (A.D. El Marzdedeq, dim. av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2007, cet. ke-3, hal. 91).

3. Pengakuan Yahudi Menolak Mengakui Allah : Keselamatannya Karena Akal Sendiri

Pada peristiwa tahun 30 M itu justru orang-orang Yahudi menampilkan kesombongannya terhadap missi Nabi Isa melaksanakan peribadatan di Rumah Allah dan membayar zakat mentaati Allah.

Pada saat yang sama kepentingan Yahudi yang tidak beriman itu terbawa keserakahannya dengan menguasai perdagangan uang dan kedengkiannya berkobaran semangat menjual data palsu kepada penguasa Romawi berupa fitnah Nabi Isa memimpin kaum beriman dikatakannya ingin menjadi raja.
Diantara pernyataan-pernyataan Yahudi adalah :

“Sesungguhnya telah berulang terjadi, penguasa goyim (non-Yahudi) itu hendak memusnahkan bangsa Israil. Ingatlah tatkala para Fir’aun hendak memusnahkan bangsa Israil, yang terkena bahaya adalah Fir’aun dan tentaranya sendiri, sedangkan bangsa Israil selamat”.

Yahudi mengakui demikian, tentu karena Yahudi adalah Yahudi bukan karena Allah yang Mahakuasa.
Yahudi juga menyatakan :

“Manakala bangsa Arab baru, atas nama Islam mengambil Yatsrib dan Khaibar dari tangan bangsa Israil dan bangsa Israil terusir, bangsa Israil bisa merasuk ke dalamnya sehingga merekapun pecah karena jarum berbisa Yahudi telah ada dalam dada-dadanya”.

Inilah testimonial Yahudi bahwa suntikan berbisa Yahudi telah merasuk kedalam dada non-Yahudi sehingga Ali bin Abi Thalib dibunuh mengakhiri kepemimpinan dunia diatas jejak kenabian dan terpecahbelahnya umat muslimin dalam faham teologi, kemudian aliran sufi dan madzhab fiqih telah dimulai.
Kemudian tak kurang lagi Yahudi menyatakan :

“Tatkala Yahudi Andalusia terusir, Yahudipun mendapat keuntungan besar karena akal Yahudi sendiri. Yahudi tersingkir dari Spanyol, tetapi ditemukan benua baru yang sangat menguntungkan bangsa Israil”.
Itulah ditemukannya benua Amerika. Amerika tetap dan terus dijadikan sebagai Amerika untuk kepentingan akar (radikalisme, fundamentalisme) segala kesalahan dan dosa.

Kemudian pada kenyataannya yang kita saksikan adalah klaim Yahudi yang menyatakan sebagai berikut :
“Wahai penakluk Eropa, bangsa Yahudi bukanlah kambing perahan. Dan bangsa Yahudi bekerja memasuki hati-hatimu dan ke dalam jantungmu. Pada suatu saat jantung dan hatimu berhenti dan bangsa Yahudi mengganti dengan hati dan jantung yang lain sehingga otakmu akan menuruti hati yang baru”. (A.D. El Marzdedeq, dim. av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2007, cet. ke-3, hal. 101-102).

Kedua, DIKATATOR OTORITER DENGAN RIBA

Terdapat berita pernyataan nubuwah yang menjadi semacam barang langka karena langkanya orang yang menjadikannya sebagai rujukan. Pernyataan itu menyebutkan kerajaan diktator otoriter yang menguasai dunia.

Pernyataan itu diriwayatkan :
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ رَسُولُ اللهِ  تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ (رواه أحمد)
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu. Ia berkata bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Adalah nubuwah (kenabian) ini ada pada kalian apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah (kepemimpinan dunia) di atas manhaj nubuwah (di atas jejak kenabian), maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada (pemegang) kuasaan imperium dinastik (memimpin dunia), maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada (pemegang) kekuasaan diktator yang sewenang-wenang, maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah (kepemimpinan dunia) di atas manhaj nubuwahI (di atas jejak kenabian) (HR. Ahmad, Musnad Al-Kuufiyyiin, no. 17680)

Berikut dikemukakan perwujudan riba dari awal abad pertama sampai pada masa sekarang. Pada perkembangannya ternyata menjadi kerajaan menguasai dunia yang dikendalikan oleh generasi demi generasi dari jalur keturunan keluarga tertentu. Perkembangan riba menjadi kerajaan karena menguasai penduduk bumi dan adalah merupakan perkembangan dinasti penguasanya.

1. Riba itu Berupa Jual beli uang

Riba pada masa Nabi Isa menuntut kematian beliau sebagai pemimpin anti riba. Missi anti riba ini melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah yang Allah berikan kepada semua nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya.
Nabi Isa mengajarkan pada kaumnya Bani Israil untuk membayar zakat, tetapi mereka berpaling kecuali sedikit.

Ketika bangsa Yahudi pengikut Nabi Isa datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya melakukan itu dengan koin  khusus yang beratnya setengah ounce dari perak murni. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinkan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karen itu bagi pengikut Nabi Isa adalah satu-satunya koin yang bisa diterima Allah.
Tetapi kemudian koin jenis ini tidak tersedai secara memadai, prdagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya sampai pada tingkat yang dapat diterima pasar.

Mereka menggunakan monopoli yang  mereka miliki atas koin-koin itu untuk meraup keunutngan melebihi biasa, memaksa pengikut Nabi Isa membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang itu.

Itulah yang terjadi pada tahun 30 M Nabi ‘Isa ‘alaihis-salam menentang pedagang uang keluar dari tanah suci karena monopoli mereka atas dinar (uang emas) yang tidak berlogo kaisar yang adalah secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematian Nabi ‘Isa beberapa hari kemudian dengan mengadu domba dengan kaisar dengan mengatakan kepada kaisar bahwa Nabi ‘Isa berusaha menjadi pemimpin Yahudi

2. Riba itu Berupa Pinjaman Berbunga pada Negara dan Perorangan

Riba juga dihadapi oleh teologi Gerja ajaran St. Thomas Aquinas (1225) dibayar dengan dibunuhnya Raja Charles I oleh Oliver Cromwell yang dibiayai oleh pedagang uang (riba) 1649.

Terdapat dokumen rahasia berbahasa Jerman yang dikirim oleh Cromwell kepada pimpinan perkumpulan Yahudi Ebenz Brant yang berbunyi sebagai berikut :

“Kami akan mendukung setiap imigrasi Yahudi ke Inggris sebagai imbalan atas bantuan keuangan Yahudi yang telah diberikan. Namun hal itu nampaknya mustahil, selama raja Charles masih hidup. Sedang menghabisi hidup Charles lewat pengadilan juga tidak mungkin. Saat ini kami tidak mempunyai landasan yang cukup kuat untuk menuntutnya dengan hukuman mati di pengadilan. Satu-satunya jalan yang bisa kami sarankan adalah dengan jalan membunuhnya. Akan tetapi, kami juga tidak bisa memberikan jalan, bagaimana cara membunuhnya, kecuali menyewa pembunuh bayaran profesional. Kemudian kami akan membantunya dalam melarikan diri ke luar Inggris.”

Surat Cromwell di atas dibalas oleh Ebenz Brant sebagai berikut :
“Kami akan mengulurkan bantuan finansial yang dibutuhkan, jika Charles telah digulingkan, dan orang-orang Yahudi diterima di Inggris. Percobaan membunuh Charles adalah langkah yang berbahaya. Jalan terbaik adalah dengan taktik yang membuat Charles melarikan diri. Pada saat itu Charles harus ditangkap dan diajukan ke pengadilan untuk dihukum mati. Setelah itu, uluran bantuan kami akan segera mengalir. Berbicara tentang syarat-syarat, sebelum dimulai pengadilan itu tidak akan banyak gunanya.”

(William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 79-80)

Hakikat peristiwa ini berbeda dari apa yang ditulis oleh sejarah, bahwa tersingkirnya Raja Charles karena rakyat Inggris menentangnya. Dan tepat pada tanggal 30 Januari 1649 Raja Charles dihukum mati di depan gedung pusat lembaga keuangan Yahudi yang berdiri dekat White Hall London. Dengan demikian, orang-orang Yahudi telah melampiaskan dendam kesumat kepada sang raja atas pengusiran mereka dari Inggris begitu tiba masa pemerintahan Cromwell. Maka Cromwell segera diberi uang yang dijanjikan untuknya, persis seperti ketika Yahudi bersekongkol dengan tokoh-tokoh Yahudi untuk membunuh Nabi Musa as.

Satu hal yang perlu diingat ialah, bahwa tujuan persekongkolan Yahudi bukan sekedar membunuh Raja Charles, tapi lebih jauh ingin menguasai perekonomian Inggris, dan menyalakan api peperangan antara Inggris melawan negara lain-lain. Peperangan yang berkecamuk pasti memerlukan biaya yang besar. Para penguasa Eropa diharapkan akan meminjam uang dari para pemilik modal Yahudi itu dengan bunga berlipat-ganda. Dan ketergantungan keuangan itu akan memberi mereka kesempatan untuk mendikte kebijakan pemerintah yang bersangkutan, disamping akan mendapat keuntungan uang berlipat ganda dari hutang yang mereka pinjamkan. (William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 81)

Perwujudan riba pada peristiwa ini adalah sebagai berikut :

Tahun 1674 : Para pedagang uang Yahudi konspirator mengorbitkan William Straad Holder untuk menduduki panglima tertinggi angkatan bersenjata Belanda, dan mendapat gelar Duke of Orange. Setelah itu, mereka mengatur skenario untuk bisa mempertemukannya dengan Lady Mary, putri pewaris tahta kerajaan Inggris, yaitu Duke of York.

Tahun 1689 : William of Orange dan Putri Mary sang permaisuri mengukuhkan diri sebagai Raja dan Ratu Inggris dengan telah membawa negara Inggris ke lembah hutang sebesar ₤1.250.000 dari pedagang uang yang adalah para pemilik modal Yahudi Internasional.

Syarat untuk pinjaman (hutang) negara Inggris dari pedagang uang (riba) pemilik modal Yahudi konspirator sebesar itu disetujui oleh Raja William of Orange sebagai berikut :

Nama dan identitas pemberi pinjaman harus dirahasiakan. Pemerintah harus memberikan rekomendasi istimewa bagi berdirinya Bank Inggris (Benk Sentral Inggris). Pemerintah Inggris harus menjamin keamanan direktur Bank tersebut. Mereka akan memberi pinjaman sebesar £ 1.250.000 dengan jaminan, bahwa :
  1. setiap £ 10 dari uang pinjaman berarti memberi wewenang kepada mereka untuk mencetak £ 1 mata uang emas, dan didepositokan khusus bagi mereka di Bank tersebut.
  1. mereka diberi wewenang untuk menentukan angka hutang nasional Inggris, dan sekaligus diberi kepastian mengenai pembayarannya kembali, baik pinjaman pokok maupun jumlah bunganya, dengan mengenakan pajak langsung kepada rakyat Inggris. (William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 86-97)
Bentuk riba ini terjualnya kerajaan Inggris dan rakyatnya kepada pedagang uang (riba), pemilik modal Yahudi konspirator. Lebih tepatnya Negara menanggung beban hutang kepada keluarga Rothschild dimana pokok dan bunganya dibayar dengan pajak rakyat.

Pada tahun 1760, Mayer Amschel Bauer mengubah namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild dan membangun keluarga besar Rothschild, dan segera mengetahui bahwa jika ia meminjamkan uang kepada pemerintah dan keluarga kerajaan, ini akan jauh lebih menguntungkan dibanding meminjamkan kepada individu. Ini karena pinjaman yang dibuat bersifat lebih besar dan dijamin oleh pajak negara-negara mereka.
Sementara pinjaman pribadi rakyat pada bank harus dibayar sendiri pokok dan bunganya.

B. Dinasti Kerajaan Rothschild

Pertama, RIBA DIHADAPI RAKYAT AS

Riba itu Berupa Operasi Bank Sentral

Manuver pedagang uang (riba), pemilik modal Yahudi konspirator untuk merebut perekonomian Amerika Serikat mengalami kendala besar, karena adanya tantangan gigih dari presiden Lincoln. Abraham Lincoln bekerja keras untuk melepaskan rantai yang mengikat erat leher Amerika dalam sektor perekonomian. Untuk mencapai perjuangan, Lincoln berpegang pada undang-undang Amerika teks ke 5 bagian ke 8 butir 1, yang isinya memberikan wewenang kepada Kongres untuk mengeluarkan mata uang di samping hak untuk mengeluarkan nota Bank senilai 450 juta dolar yang jumlah hutang nasional akan dijadikan penutupnya.  (William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 138-139)

Para pedagang uang (riba), pemilik modal Yahudi konspirator di Eropa memberikan surat instruksi kepada lembaga keuangan di AS :

“Kami tidak bisa menerima beredarnya mata uang baru Amerika, kecuali kalau itu berpindah di bawah kekuasaan kami. Kami bisa mencapai tujuan ini lewat nota bank pinjaman nasional, yang pada akhirnya bisa menguasai mata uang pemerintah.” (William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 139)

Pada 14 April 1865 Presiden AS, Abraham Lincoln dibunuh oleh John Wilkes Booth, di gedung Teater Ford. Lincoln dibunuh karena berlawanan dengan kepentingan pedagang uang (penguasa keuangan) tersebut diatas.

Pada tahun sebelumnya, 21 November 1864, Abraham Lincoln menulis surat pada temannya, diantaranya mengatakan : “Penguasa keuangan (pedagang uang yang adalah bankir-bankir Yahudi internasional) memangsa bangsa-bangsa di masa damai dan berkomplot melawan mereka di masa kesengsaraan. Itu lebih sewenang-wenang daripada kerajaan, lebih biadab daripada otokrasi, lebih egois daripada birokrasi”

48 tahun setelah Abraham Lincoln dibunuh pada malam 14 April 1865 oleh John Dickles Booth, seorang Yahudi yang ada dalam hubungannya dengan Yahuda Benjamin agen Rothschild di Amerika, pada tahun 1913 Bank Sentral ke-4 AS yang disebut Federal Reserve disahkan oleh Kongres.

Pada tahun pengesahan itu sebenarnya RUU Federal Reserve diperdebatkan kekurangannya.

Perdebatan mengenai RUU ini tidak menyenangkan para bankir, dengan banyak senator memberi isyarat bahwa RUU itu busuk dan curang, namun RUU itu disetujui melalui Senat pada 22 Desember. Bagaimana ini bisa terjadi? Karena kebanyakan dari senator telah meninggalkan kota kembali ke rumah untuk liburan Natal. Lebih lanjut, para senator ini sebelumnya telah diyakinkan oleh pemimpin Senat bahwa tidak akan ada yang diputuskan mengenai RUU ini sampai jauh sesudah masa reses Natal berakhir.
Wakil rakyat Charles A. Lindbergh Sr. menyatakan,

“Undang-undang ini melahirkan trust paling dahsyat di atas bumi. Ketika RUU ini ditandatangani Presiden, pemerintah yang tak kelihatan berupa penguasa moneter akan disahkan. Rakyat boleh jadi tidak mengetahuinya dengan segera, tapi hari perhitungan akan datang hanya beberapa tahun lagi… Kejahatan legislatif paling buruk dari berbagai zaman telah dilakukan dengan disahkannya RUU perbankan dan keuangan ini.”

Yang menarik, hanya beberapa pekan sebelumnya, pada bulan Oktober, Kongres akhirnya mengesahan RUU yang melegalkan penarikan pajak pendapatan langsung dari rakyat. Ini dalam wujud suatu RUU yang diajukan oleh senator Aldrich, yang kini biasa dikenal sebagai Amandemen ke 16. Undang-undang pajak pendapatan adalah penting bagi  Federal  Reserve. Ini karena Federal Reserve adalah suatu sistem yang pada dasarnya akan meningkatkan hutang Federal secara tak terbatas.

Satu-satunya cara untuk menjamin pembayaran bunga hutang ini adalah dengan secara langsung mengenakan pajak pada rakyat, sebagaimana mereka lakukan dengan Bank Of England (Bank Sentral Inggris). Jika Federal Reserve harus bersandar pada sumbangan dari negara-negara bagian, mereka akan berhadapan dengan entitas yang lebih besar, yang bisa memberontak dan menolak untuk membayar bunga atas uang mereka sendiri, atau paling sedikit melakukan tekanan politis untuk mempertahankan hutang tetap kecil.
Beberapa bukti  muncul berkenaan dengan siapa pemilik sesungguhnya Federal Reserve, dan mereka adalah bank-bank berikut:

- Rothschild Bank of London
- Warburg Bank of Hamburg
- Rothschild Bank of Berlin
- Lehman Brothers of New York
- Lazard Brothers of Paris
- Kuhn Loeb Bank of New York
- Israel Moses Seif Banks of Italy
- Godman, Sachs of New York
- Warburg Bank of Amsterdam
- Chase Manhattan Bank of New York.

Sebagian orang membantah tudingan bahwa Federal Reserve adalah sebuah lembaga quasi-pemerintah, namun Presiden hanya berhak menunjuk 2 orang dari 7 anggota Dewan Gubemur Federal Reserve, setiap empat tahun, dan ia menugaskan mereka selama periode 14 tahun, yang berarti jauh lebih panjang dibanding masa jabatan kepresidenan yang mungkin ia duduki. Senat mesti menyetujui penunjukan ini, tetapi sebagaimana kita telah lihat, gagasannya memang begitu, karena mereka ini adalah orang-orang yang sama yang dipilih oleh para bankir yang juga membiayai kampanye mereka, untuk memastikan kesetiaan kepada mereka, bukan kepada rakyat. (http://www.iamthewitness.com/DarylBradfordSmith_Bankers.htm)

Perwujudan riba bagi rakyat AS dengan Federal Reserve sebagaimana perwujudan riba bagi rakyat Inggris dengan Bank of England yakni negara menanggung beban hutang kepada keluarga Rothschild dimana pokok dan bunganya dibayar dengan pajak rakyat.

Kedua, RIBA, BANK DUNIA DAN DINASTI PENGUASAAN KERAJAAN RIBA ROTHSCHILD

Riba itu Berupa Operasi BIS dan Bank Dunia
Pada kenyataannya batas negara kebangsaan tidak mempunyai arti apa-apa di bawah Dinasti Kerajaan Riba Rothschild. Ya, Dinasti Kerajaan Riba sejak Mayer Amschel Bauer mengubah namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild tahun 1760, hingga pada dasawarsa menjelang Perang Dunia II, perwujudan riba bagi rakyat Inggris dan AS adalah hutang negara pada bank-bank swasta yang pokok dan bunganya adalah beban rakyat.

Jalur keturunan yang utama dan solid sejak awal adalah keluarga Rothschild.
Dalam edisi 20 Juni 1934, majalah New Britain yang terbit di London memebritakan suatu pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Inggris terdahulu David Lloyd George bahwa,

“Inggris adalah budak dari suatu blok keuangan internasional”
Juga di dalam artikel itu terdapat kata-kata berikut yang ditulis oleh Lord Bryce.

“Demokrasi tidak lagi memiliki musuh yang lebih gigih, tersembunyi dan membahayakan dari pada penguasa keuangan. Pertanyaan-pertanyaan mengenai Bank of England, tindakan-tindakan dan tujuan-tujuannya, tidak diizinkan oleh Pimpinan Dewan (House of Commons).”

Louis T.McFadden, anggota Kongres dari Pertai Republik dan ketua Komite Perbankan dan Mata Uang DPR dari 1920 sampai 1931, menyatakan,

“Melalui the Fed (sebutan Federal Reserve) rakyat sekarang kehilangan hak-hak mereka yang dijamin oleh konstitusi……. kebaikan umum menuntut kita untuk memeriksa tindakan pemerintah terhadap publik dan melihat kejahatan-kejahatan macam apa yang telah ia lakukan menyangkut kesejahteraan publik. Rakyat Amerika Serikat sekarang ini sedang mengalami penindasan yang sangat menyakitkan. Segala upaya telah dilakukan oleh the Fed untuk menyembunyikan   kekuasaannya, akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah the Fed telah merebut kekuasaan Pemerintah… Penggarongan Amerika Serikat oleh the Fed itu adalah kejahatan terbesar dalam sejarah …..Raja mana yang pernah merampok rakyat sampai seluas dan sedahsyat yang dilakukan the Fed terhadap kita., adalah suatu hal yang sangat merendahkan martabat bagi bangsa besar ini untuk membiarkan masa depannya diarahkan oleh sebuah dewan pemerintah yang berwatak khianat, yang bertindak atas dasar persetujuan rahasia dengan lintah darat internasional. Ketika the Fed disahkan, rakyat Amerika Serikat tidak menangkap kesan bahwa sebuah sistem dunia sedang disiapkan di sini …sebuah negara super yang dikendalikan oleh bankir-bankir   internasional,  dan industriawan-industriawan internasional yang bertindak bersama-sama untuk memperbudak dunia untuk kesenangan mereka sendiri.”

Pada tahun 1935, semua emas yang berada di tangan warga negara Amerika akhirnya dimasukkan ke perbendaharaan di bawah perintah penyitaan Presiden Roosevelt tahun 1933  dengan harga $20.66 per ounce. Tanpa penjelasan, harga resmi emas itu kemudian dinaikkan menjadi $35 per ons. Satu-satunya petunjuk untuk memahami kenaikan harga ini adalah bahwa hanya orang asing yang bisa menjual emas mereka dengan harga baru yang lebih tinggi itu. Di manakah harga emas dunia ditentukan? Sejak 1919, di dalam ruang yang sama dari bank swasta N. M. Rothschild & Sons di London, pada jam 11: 00 pagi, secara hari per hari.

Oleh Karena itu Warburg dan teman-teman bankirnya yang menukar uang mereka ke dalam emas pada harga $20.66 sebelum peristiwa keruntuhan pasar modal dan mengirimkannya ke London, sekarang bisa mengirim kembali dan menjualnya kepada Pemerintah Amerika Serikat dengan harga baru yang lebih tinggi. Kaum pedagang uang mempunyai suatu kaidah hukum,

“Siapa yang mempunyai emas, dialah yang  membuat aturan.”

Presiden Roosevelt memerintahkan pembangunan sebuah tempat penyimpanan baru untuk menyimpan emas batangan dalam jumlah sangat besar yang disita secara tidak sah oleh pemerintah Amerika Serikat. Tempat penyimpanan itu berada di Fort Knox. (http://www.iamthewitness.com/DarylBradfordSmith_Bankers.htm)
Pada tahun 1930, The Bank for International Settlements (BIS) didirikan oleh Charles G. Dawes (agen Rothschild dan Wakil Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge dari 1925-1929), Owen D. Young (agen Rothschild, pendiri RCA dan Pimpinan General Electric dari 1922 sampai 1939), dan Hjalmar Schacht dari Jerman (Presiden Bank Sentral Jerman/Reichsbank).

BIS disebut oleh para bankir sebagai “bank sentralnya bank-bank sentral.” Sementara IMF dan Bank Dunia berhubungan dengan pemerintah-pemerintah, BIS hanya berurusan dengan bank-bank sentral. Semua pertemuannya diselenggarakan secara rahasia dan melibatkan para bankir terkemuka dari bank-bank sentral seluruh dunia. Sebagai contoh Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve terdahulu, Alan Greenspan, pergi ke markas besar BIS di Basel,  Switzerland, sepuluh kali dalam setahun untuk pertemuan-pertemuan pribadi ini.
Pada tahun 1944, di Bretton Woods, New Hampshire, rencana pendirian Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (pada awalnya dinamakan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan atau IBRD nama “Bank Dunia” baru benar-benar dipakai pada 1975) disetujui dengan keikutsertaan Amerika Serikat secara penuh.

Tahun 1995, mantan saintis energi atom, Dr. Kitty Little, mengklaim keluarga Rothschild kini memegang kontrol 80% pemasokan uranium dunia, ini memberikan kepada mereka satu monopoli atas tenaga nuklir. 


Pada tahun 1997, kurang dari dua bulan sebelum Tony Blair berkuasa di Inggris, sebuah masukan lain yang menarik dapat ditemukan di HANSARD, 5 Maret 1997, volume 578, No. 68, kolom 1869-1871, di mana Earl of Caithness membuat pernyataan yang terekam,

“Pemerintah yang akan datang harus menangani persoalan bangsa dengan penuh kegagahan dan keberanian, menerima tanggung jawab mereka untuk mengendalikan suplai uang dan berpindah dari  sistem moneter kita yang berbasis hutang. Duhai, akankah mereka bersedia? Jika mereka tidak bersedia, sistem moneter kita akan menghancurkan kita dan warisan menyedihkan yang telah kita tinggalkan kepada anak-anak kita akan menjadi sebuah bencana.”

Pada 6 Mei, hanya empat hari setelah pemilihan Tony Blair sebagai Perdana Menteri, Menteri Keuangannya, Gordon Brown, mengumumkan ia akan memberi Bank of England kemerdekaan penuh dari kendali politis.

Empat Langkah Bank Dunia Memperbudak Bangsa-Bangsa

Dalam bukunya yang terbit tahun 1997, Grand Chessboard, Zbigniew Brzezinski mengungkapkan bahwa Jerman adalah pemegang saham paling besar di dalam Bank Dunia. Ketika anda ingat bankir-bankir keturunan Rothschild dikatakan memiliki Jerman, “secara keseluruhan“, pada akhir perang Duni I, tidaklah sulit untuk melihat siapa yang mengendalikan Bank Dunia sekarang.

Pada tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief Economist Bank Dunia, dan mantan Pimpinan Dewan Penasehat Ekonomi Presiden Clinton, membuka suara di depan publik tentang “Strategi Empat Langkah Bank Dunia”, yang dirancang untuk  memperbudak bangsa-bangsa di bawah kaki para bankir. Saya ringkaskan empat hal itu di bawah ini,

Langkah Pertama: Privatisasi.

Sebenarnya ini merupakan kesempatan di mana para pemimpin nasional ditawari komisi 10 % yang akan disetor ke rekening rahasia mereka di bank..Swiss sebagai imbalan kesediaan mereka mengurangi harga jual aset-aset nasional beberapa milyar dolar. Penyuapan dan kebusukan, murni dan sederhana.

Langkah Kedua: Liberalisasi Pasar Modal.

Ini adalah pencabutan setiap hukum yang mengenakan pajak atas uang yang  keluar dari perbatasan negara. Stiglitz menyebut ini siklus “uang panas”. Pada awalnya uang tunai masuk dari luar negeri untuk spekulasi di real estate dan mata uang, lalu ketika ekonomi di negeri tersebut mulai tampak menjanjikan, kekayaan dari luar ini seketika ditarik keluar lagi, menyebabkan ekonomi negeri itu roboh.

Bangsa tersebut lalu memerlukan bantuan IMF dan IMF menyediakannya dengan pura-pura memberi resep jalan keluar bahwa mereka mesti menaikkan tingkat bunga antara 30% hingga 80%. Hal ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya. Tingkat bunga yang lebih tinggi ini tentu saja memiskinkan suatu negeri, menghancurkan nilai properti, menyerang dan merusak produksi industri dan membuat kering perbendaharaan nasional.

Langkah Ketiga: Penetapan Harga Sesuai Tuntutan Pasar.

Inilah aturan yang menuntut harga makanan, air dan gas rumah tangga dinaikkan yang dapat diduga akan mengakibatkan kerusuhan sosial pada masing-masing bangsa, sekarang lebih dikenal sebagai “Kerusuhan IMF.” Kekacauan-kekacauan ini   menyebabkan pelarian modal dan kebangkrutan pemerintah. Ini bermanfaat bagi perusahaan asing karena aset-aset bangsa tersebut yang masih tersisa dapat dibeli dengan harga yang serendah-rendahnya.

Langkah Keempat: Perdagangan Bebas.

Inilah kesempatan bagi  perusahaan internasional untuk masuk dengan tiba-tiba ke Asia, Amerika Latin dan Afrika, sementara pada waktu yang sama Eropa dan Amerika memasang barikade pada pasar-pasar mereka sendiri untuk menahan masuknya produk pertanian dunia ketiga. Mereka juga memaksakan tarif-tarif bersifat memeras yang negara-negara ini harus membayar untuk produk farmasi bermerek, menyebabkan meningkatnya angka kematian dan penyakit.

Ada banyak pecundang di dalam sistem ini, tapi hanya sedikit pemenangnya – para bankir. Sebenarnya, IMF dan Bank Dunia telah membuat sistem penjualan listrik, air, telepon dan gas sebagai syarat pinjaman bagi setiap bangsa sedang berkembang. Ini diperkirakan nilainya mencapai 4 trilyun dolar dari aset-aset milik publik. Di bulan September tahun 2001 ini, Profesor Joseph Stigtitz dianugerahi Hadiah Nobel di bidang ekonomi. 


C. PEKERJA PAKSA DILECUT SEBAGAI KELEDAI
Industri Spekulasi, Teori Ekonomi Politik dan Pembabatan Habis Sumber Daya
Para aristokrat (penguasa dari kalangan ningrat) Goyim (non-Yahudi), yang turun-temurun tidak mampu berjuang mempertahankan diri mereka sendiri walau sedikit, akan dengan cepat menjadi hancur dan binasa.
Pada saat yang sama kita harus secara intensif mempatroni perdagangan dan industri, tapi yang pertama dan terpenting adalah spekulasi, bagian yang dimainkan untuk menyediakan penyeimbang bagi industri. Tidak adanya industri spekulatif akan melipatgandakan modal dalam genggaman pribadi. Dan akan berperan memulihkan pertanian dengan membebaskan tanah dari beban hutang pada bank-bank tanah. Apa yang kita inginkan adalah bahwa industri harus menguras habis dari tanah itu baik tenaga kerja maupun modalnya dan dengan cara-cara spekulasi untuk memindahkan semua uang di seluruh dunia ke dalam tangan-tangan kita, dan dengan demikian melemparkan seluruh Goyim (non-Yahudi) ke dalam derajat proletariat (kaum pekerja). Kemudian Goyim (non-Yahudi) itu akan membungkuk di hadapan kita, tak ada alasan (sebab) lain melainkan hanya untuk mendapatkan hak hidup mereka semata.

Untuk menyempurnakan keruntuhan industri Goyim (non-Yahudi) ini, kita akan jerumuskan ke dalam kemewahan untuk (menyebabkan terikat pada) bantuan spekulasi, yang kita telah kembangkan pada Goyim (non-Yahudi) itu tuntutan yang serakah akan kemewahan yang menelan segalanya.. Akan kita naikkan tingkat-tingkat upah, akan tetapi (kenaikan upah) yang tidak akan memberikan keuntungan apa pun kepada para pekerja (buruh), karena pada saat yang sama, akan kita naikkan harga-harga bahan-bahan pokok kebutuhan hidup dengan alasan (yang tidak sebenarnya) bahwa kenaikan itu disebabkan oleh penurunan hasil-hasil pertanian dan pembiakan ternak. Akan kita gali untuk menguras habis semakin dalam dengan penuh kelicikan sumber-sumber produksi, dengan membiasakan para buruh berbuat anarki dan mabuk-mabukan, dan bahu-membahu untuk melakukan semua tindakan pembabatan habis dari muka bumi ini seluruh daya kekuatan terpelajar Goyim (non-Yahudi).

Agar makna sebenarnya dari segala sesuatu itu tidak menyerang Goyim (non-Yahudi) sebelum waktu yang tepat tiba, akan kita sembunyikan makna itu dengan alasan karena keinginan besar untuk melayani kelas-kelas pekerja dan prinsip-prinsip besar ekonomi politik di mana teori-teori ekonomi kita itu sedang menjalankan suatu propaganda energik.

Penguasa kerajaan riba dengan industri spekulasi, sistem ekonomi dan sistem politik terus menjadikan non Yahudi bekerja makin keras dalam kerja paksa untuk mengejar upah seperti keledai yang dilecut dengan tongkat mengejar wortel yang dipasang didepannya yang akan ikut bergerak maju manakala keledai bergerak maju untuk mengejarnya sampai sumberdaya yang ada pada non-Yahudi habis terkuras.

Sumber:

Posting Komentar

0 Komentar